Rabu, 21 Februari 2018

Berbagai Pengalaman Berharga Dengan Jam Tangan

Mengalami berbagai peristiwa tidak terlupakan niscaya akan menjadi pengalaman yang sangat berharga bagi setiap individu. Pun senada dengan pengalaman menggunakan jam tangan. Bukan tanpa alasan mengingat keseruan dari berbagai pengalaman mengenakan jam tangan akan menuntun si pelaku dengan spesifik mengingat setiap momen yang priceless tersebut dengan engagement yang sangat kuat. Wajar saja mengingat selain sebagai penunjuk waktu, jam tangan memiliki fungsi lain yang berbeda bagi setiap penggunanya. Ya, saya pelakunya, orang yang mengalami berbagai pengalaman unik dan seru dengan menggunakan jam tangan.


Pengalaman 1: Setiap Detik Sangat Bermakna

Setiap individu pasti pernah dihadapkan pada kondisi bahwa setiap detik itu sangat berharga. Bagi saya, menghadapi ujian di sekolah, di kampus, bahkan uji presentasi di kantor tidak akan pernah terlepas dari jam tangan. Bagaimana tidak? Pada saat ujian kenaikan kelas, Ujian masuk perguruan tinggi, ujian di kampus, kepraktisan waktu yang ada di tangan menjadikan saya dapat secara efisien membagi waktu mengerjakan soal-soal dengan baik. Pada saat ujian di kampus misalnya, essay test untuk 3 pertanyaan dengan bobot berbeda setiap soal, membuat saya harus secara jeli membagi waktu setiap soal sesuai porsi bobot soal. Saya memakai jam tangan saya untuk mengalokasikan waktu sehingga saya bisa mampu mengelola resource dan effort dalam menjawab setiap soal dengan alokasi waktu yang saya sudah tetapkan. Apa peran jam tangan disini?

Pada saat itu, saya mengalami kepraktisan dan efisiensi karena ketika saya hendak mengecek berapa waktu yang saya butuhkan untuk satu soal tertentu saya tinggal lihat tangan saya tanpa tidak harus berhenti mengerjakan soal. Singkatnya, jam itu ada di tangan. Tidak dapat dipungkiri bahwa mayoritas ujian essay kecepatan menjadi salah satu faktor penentu kualitas jawaban mahasiswa. Terkadang di berbagai ujian, meja yang digunakan untuk ujian adalah kursi meja lipat yang ukuran mejanya sangat minim sehingga jika meletakkan gadget atau jam meja akan mengganggu dalam mengerjakan soal-soal, alias ribet. Bisa juga dibayangkan jika gadget diletakkan di kantong, maka setiap mengecek waktu akan sangat repot untuk merogoh kantong hanya untuk melihat waktu, dan itu bisa berkali-kali. Apa yang akan anda lakukan, apabila pada saat ujian yang menentukan masa depan anda, pada saat anda merogoh gadget dari kantong, dan gadget anda jatuh dan pecah dalam ruang ujian? Buyar dan terbang melayang lah itu yang namanya sukses dan masa depan. 

Hasilnya?

Beberapa pencapaian yang tidak akan pernah saya lupakan setelah mengalami berbagai tes adalah:
  1. Saya lulus di perguruan tinggi negeri favorit
  2. Saya diterima bekerja di institusi yang saya inginkan
  3. Bahkan saya menjadi awardee beasiswa study Master degree di Inggris.
Again, tanpa disadari usaha yang begitu keras mencapai sesuatu, harus dibarengi dengan mengenal ambience medan perang pada saat ujian. Apa itu? Salah satunya adalah menggunakan jam tangan pada saat ujian. Pakailah yang original, jangan yang KW. Bisa dibayangkan mirisnya jika beli jam KW, kemudian ujian, dan rusak pada saat ujian. 

Pengalaman ini mungkin terdengar naif bagi orang-orang yang tidak satu frekuensi. Tetapi jika kita berada pada channel yang sama yaitu setiap detik sangat bermakna, maka anda akan mengangguk-anggukkan kepala anda terhadap pengalaman yang mungkin serupa dengan apa yang saya alami. Yes, setiap orang pasti mengalami pengalaman dengan jam tangan yang berbeda diikuti berbagai cerita menarik di balik itu. 


Pengalaman 2: Meningkatkan Kepercayaan Diri

Beyond a timer! Pernyataan tersebut menjadi tidak berlebihan bagi orang-orang yang mengalaminya. Mengapa demikian? Tidak dapat dipungkiri bahwa jam tangan mampu menjadi confidence booster. Kata itu mungkin adalah kata yang paling tepat menggambarkan bagaimana jam tangan merambah fungsi menjadi Gaya Hidup, Fesyen, dan Status Sosial. Ada satu keyakinan dalam diri saya adalah dengan memakai jam tangan berarti penghargaan terhadap waktu dan pertemuan dengan orang lain atau mitra kita menjadi valuable. Di samping itu, image terhadap orang yang memakai jam tangan adalah orang yang memiliki banyak urusan dan sibuk. In a simple word, Profesional. Bagaimana bisa terjadi? Let's take a look the experience of mine.

Saat ini, saya termasuk orang yang sangat memperhatikan jenis jam tangan apa yang akan saya pakai di event yang tepat. Attachment kebutuhan saya dengan jam tangan meningkat dari 'sekedar' melihat waktu menjadi penunjang penampilan saya. Bukan berarti bahwa saya memiliki koleksi jam tangan yang banyak. Saya hanya punya 2 jam tapi yang penting original. Esensinya adalah at least saya memiliki jam tangan yang saya pakai untuk acara formal, dan ada yang untuk casual. Wait...wait... Don't get me wrong. Bukan berarti saya terperangkap dalam konsumerisme. Tidak. Lantas? 

Beruntung saya memiliki orang-orang terdekat yang sangat paham bagaimana saya dan apa yang saya inginkan. Jam formal merk Alexander Christie saya dapat sebagai kado pernikahan saya dari sahabat saya. Beliau beli jam tangan original tersebut di RADATIME. Saya sangat menyukai kado ini karena jam tangan ini adalah jam tangan pasangan. Sehingga istri saya juga memiliki jam yang mirip dengan jam saya. Jam casual yang saya miliki adalah merk PUMA yang juga merupakan kado dari teman kantor saya yang diberikan pada saat saya berangkat ke Inggris untuk melanjutkan master degree disana. Dengan kata lain, kedua jam yang saya miliki adalah hadiah dari orang-orang terdekat saya. Tetapi jam tangan tersebut sangat match dengan apa yang saya dambakan. Apa maksudnya? 

Entah mengapa, bahan tali solid stainless steel dan tampilan jam yang sangat lux pada jam tangan pasangan Alexander Christie yang saya miliki membuat kepercayaan diri saya semakin bertambah. Dalam artian bahwa ketika saya memakainya, seakan ada pertambahan nilai dari setiap gerak tubuh dan penampilan saya. Contohnya adalah pada saat pemilihan pegawai terbaik di kantor saya, again, saya tentu saja tidak lupa memakai jam tangan formal saya. Uniknya adalah sehari menjelang presentasi, jam tangan saya habis baterai dan tidak sempat menukar baterai terlebih dahulu. Tapi pada saat presentasi jam tangan tersebut tetap saya pakai. Karena memakai jas, jam tangan yang saya pakai terlihat hanya sebagian. Ada momen-momen penekanan pada presentasi tersebut, saya menggerakkan gesture tangan saya sehingga jam tangan menjadi terlihat seutuhnya. Mungkin terdengar silly atau naif. Tetapi sebenarnya tanpa menunjukkan jam yang saya pakai itu pun, saya sudah mendapatkan kepercayaan diri yang bertambah. Apabila terlihat, maka surely dapat menunjang penampilan. Sehingga saya tidak dapat memungkiri kalau jam tangan saat ini sudah menjadi fesyen dan gaya hidup saya. Dan pada saat itu, saya berhasil menjadi pegawai terbaik di kantor saya. 

Saat ini saya memang tidak memakai jam tangan sport ketika berolahraga. Bukan tidak butuh, tetapi memang belum ada. Saya sedang menabung untuk membeli jam sport yang diinginkan. Sebenarnya bisa saja beli jam tangan KW, tetapi kecintaan terhadap originalitas sebuah jam tangan masih saya junjung sampai sekarang. Semoga suatu saat bisa memperoleh jam tangan sporty dari Casio misalnya, atau dari merk lainnya. Hopefully!


Pengalaman 3: Apresiasi dan Cinta

Mungkin pengalaman ini menjadi pengalaman yang sungguh sangat tidak terlupakan bagi saya. Bisa dikatakan jam tangan saya pada saat itu menjadi inspirasi yang menyelamatkan hubungan cinta saya dengan mantan pacar saya yang menjadi istri saya saat ini. Bagaimana bisa? Begini...

Pada malam itu, sebagai konsekuensi pacaran jarak jauh, maka miskomunikasi, prasangka buruk, dan kecemburuan menggiring hubungan saya dan sang mantan pacar berada di ujung tanduk. Tidak perlu sampai detail terkait penyebabnya, tetapi pada saat itu situasi sangat rumit dan complicated. Sehingga tiba pada satu moment dimana kami akan memutuskan lanjut atau tidak, setelah sekian lama menjalin hubungan. Ego yang sangat meninggi pada saat itu membuat kejernihan pikiran menjadi hilang. 

Terdiam membisu serta kegalauan sekitar 10 menit dengan derai air matanya dan di saat saya harus segera ke bandara mengejar international flight schedule saya, saya pun mengamati jam tangan saya. Entah inspirasi datang dari mana, tiba-tiba bibir saya seakan dituntun oleh jam tangan saya untuk menyampaikan ilustrasi jam tangan sebagai representasi cinta dan apresiasi.

"Saya tidak tahu siapa yang membuat jam tangan ini, tetapi saya percaya bahwa cara beliau mengapresiasi sesuatu dengan wujud jam tangan ini sangat luar biasa. Apresiasi tersebut terhubung dari kombinasi setiap detail sejarahnya, fiturnya, desainnya, estetikanya, bahan materialnya. Jika kita melihat hanya dari satu elemen saja, maka apresiasi tersebut belum terlihat. Rumit pastinya membuat jam tangan ini. Militansi dan kejelian mengolah komponen berukuran mikro akan membutuhkan sebuah proses yang panjang dalam pembuatan jam tangan ini. Saat sudah selesai, jam tangan tersebut tampak menawan karena sudah dapat digunakan dan menambah nilai penggunanya. Mungkin hanya Maestro yang dapat mengeksekusinya.

Ijinkan aku menjadi Maestro itu...
Elemen setiap chapter perjalanan cinta kita, canda, tawa, ketemu awal di kantin kampus, dikejar anjing karena pulang terlalu malam, kehabisan uang saat travelling, menebak kentut siapa yang lebih bau pada saat masuk angin naik gunung, menangis bersama saat harus kehilangan orang tersayang, bahkan coret-coret muka kalau lagi cemburu, itu perfect. I do not need anything else. Just it is. Apresiasi atas semua elemen itu.

Ijinkan aku jadi Maestro yang akan membuat hubungan kita seperti jam tangan ini, karena walau dia mengitari angka yang sama berputar terus-menerus 360 derajat tetapi dia konsisten, keep going, dan tidak pernah lelah mengitari angka yang sama setiap saat. Namun setiap hari ada nuansa cerita yang dihasilkan yang membuat hidup semakin berwarna. Aku tidak bisa berjanji apa-apa selain aku akan seperti semangat jarum jam itu untuk terus-menerus mencintaimu dan hanya kamu. Kita sudah ada cerita, berwarna. Warna ke depan akan lebih cerah dan bervariasi. Yang pasti apresiasi sang maestro terhadap cinta ini tidak akan pernah berhenti sampai ajal memisahkan"

Then, you can exactly know apa yang terjadi selanjutnya setelah pertengkaran terhebat sepanjang relationship ini. Sepasang mata berbinar haru penuh asa memandang saya dan memeluk saya erat. Dan singkat cerita, sebulan setelahnya kami mengumumkan kepada keluarga bahwa kami akan segera menikah. 

Tanpa penjelasan lebih lanjut, saya yakin anda pasti mampu menyimpulkan bagaimana kecintaan terhadap jam tangan telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari hidup saya. Dan pada saat menjelang pernikahan, karena sibuk, saya meminta Sahabat saya membeli jam tangan pasangan Alexandre Christie Shapire di RADATIME mengingat RADATIME adalah tempat berbelanja jam tangan original yang sangat recommended di Indonesia. Saya mendengar situs ini pertama kali dari bos-bos eksekutif di kantor saya yang kerap kali membeli jam tangan di situs RADATIME. You all, just try to look! It is really recommended! Sayangnya, jam tangan ini hilang pada saat kami travelling. That's why Sahabat saya menghadiahkan kado jam tangan pasangan kepada saya pada saat saya menikah. Namun, beliau juga tetap membelinya di RADATIME, karena sekali kena sama kualitasnya, pantang pindah belanja ke tempat lain.

Sebagai penutup, pengalaman dengan jam tangan pada setiap orang akan berbeda-beda. Ada kisah hidup yang meng-create cerita pengalaman dengan benda itu. Bagi saya, memakai jam tangan menjadi sebuah kebutuhan karena setiap detik begitu bermakna, dengan memakainya saya semakin percaya diri, dan jam tangan telah menjadi sebuah perwujudan apresiasi dan cinta saya. Salam.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rasio Utang Terkelola, Produktivitas Terwujud, Rakyat Sejahtera

Apa yang terlintas di benak anda ketika mendengar kata Utang?  Kecenderungan orang akan berpikir parsial dengan terarah ke negatif k...